tugas
|
TOLAK PELURU DAN LOMPAT JAUH
|
PENDIDIKAN JASMANI DAN
KESEHATAN
|
|
|
21 MEI 2016
|
TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah
salah satu cabang olahraga atletik. Atlet
tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
·
Untuk senior putra = 7.257 kg
·
Untuk
senior putri = 4 kg
·
Untuk
yunior putra = 5 kg
·
Untuk
yunior putri = 3 kg
§ Teknik-teknik yang perlu dipelajari dalam tolak peluru antara lain:
A.Teknik Memegang Peluru
Cara memegang peluru, yaitu:
1.
Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian
atas
2. Jari-jari
tangan direnggangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk dipergunakan untuk menekan dan memegang peluru
bagian belakang. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari dipergunakan untuk
memegang atau menahan peluru bagian samping agar tidak jatuh atau tergelincir.
3. Setelah
peluru tersebut dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan menmpel
(melekat) di leher. Siku diangkat ke samping, sedikit serong ke depan.
4. Pada waktu
memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar seluruh badan dan
tangan dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dari lengan yang lain membantu
menjaga keseimbangan.
B. Teknik
Sikap Badan pada Waktu akan Menolak
Terdapat 2 teknik sikap badan pada waktu akan
menolak, yaitu:
a) Gaya ortodok (menyamping)
Berdiri tegak menyamping kea rah tolakan,
kedua kaki dibuka lebar (kangkang), kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan
dibengkokkan ke depan, sedikit serong ke samping kanan, berat badan berada pada
kaki kanan, dan badan agak condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang
peluru pada bahu (pundak), tangan kiri dibengkokkan, berada di depan sedikit
agak serong ke atas lemas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga
keseimbangan. Pandangan diarahkan kea rah sasaran (tolakan).
b) Gaya O’Brien (membelakangi)
Hal yang membedakan antara gaya ortodoks dan
gaya O’Brien adalah sikap awal. Pada gaya ortodoks sikap badan menyamping,
sedangkan pada gaya O’Brien membelakangi arah tolakan.
C. Cara
Mengambil Awalan (Ancang-Ancang)
a) Cara menyamping (ortodoks)
Bila menggunakan gaya ortodoks, sikap badan
menyamping arah tolakan mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke
depan untuk menolakkan peluru.
b) Cara membelakangi lawan (O’Brien)
Bila menggunakan gaya O’Brien, sikap badan
membelakangi arah tolakan mulai dari sikap permulaan sampai dengan bergerak ke
depan untuk menolakkan peluru.
Gaya tolak peluru denagn membelakangi itu disebut
juga gaya O’Brien, karena orang yang pertama kali mempergunakan dan sekaligus
memperkenalkan gaya tersebut bernama Parry O’Brien. Gaya tersebut dipergunakan
pada saat penyelenggaraan Olimpiade Helsinky pada tahun 1952.
D. Teknik
Setelah Gerakan Akhir Menolak
Teknik setelah gerakan akhir menolak, yaitu:
a)
Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya
kaki belakang diturunkan atau mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu
dengan lutut agak dibengkokkan.
b)
Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang
lururs dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
c)
Badan condong ke samping kiri depan, dagu
diangkat, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
d)
Tangan kanan dibengkokkan berada di depan
sedikit agak ke bawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang
untuk membantu menjaga keseimbangan.
E. Hal-Hal
yang Harus Dihindari dalam Tolak Peluru Awalan Membelakangi
Hal-hal yang harus dihindari sebagai berikut:
1. Sikap posisi
awal tidak seimbang, kaki kanan melakukan gerakan lompatan
2. Tidak
menarik kaki kanan cukup jauh ke bawah badan
3. Mendarat
dengan kaki kanan menghadap ke belakang
4. Gerakan kaki
terlalu ke samping kiri
5. Terlalu
cepat menggerakkan badan
F. Hal-Hal
yang Harus Diperhatikan dalam Tolak Peluru Awalan Membelakangi
Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai
berikut:
1. Pelihara
kaki selalu rendah dan bertahan kuat-kuat
2. Lakukan
gerakan kaki kiri mendorong ke belakang
3. Usahakan
pinggang kiri dan bahu menghadap ke belakang jauh
4. Putarlah
kaki kanan ke dalam selama meluncur
5. Usahakan
lengan kiri dalam posisi tertutup
G. Hal Yang
Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta
tolak peluru :
§ Menyentuh
balok batas sebelah atas
§ Menyentuh
tanah di luar lingkaran
§ Keluar masuk
lingkaran dari muka garis tengah
§ Dipangil
selama 3 menit belum menolak
§ Peluru di
taruh di belakang kepala
§ Peluru jatuh
di luar sektor lingkaran
§ Menginjak
garis lingkar lapangan
§ Keluar lewat
depan garis lingkar
§ Keluar
lingkaran tidak dengan berjalan tenang
§ Peserta
gagal melempar sudah 3 kali lemparan
v
Beberapa
hal yang disarankan :
§ Bawalah
tungkai kiri merendah
§ Dapatkan
keseimbangan gerak dari kedua tungkai,
dengan tungkai kiri memimpin di belekang
§ Menjaga agar
bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
§ Hasilkan
rangkaian gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan
§ Putar kaki
kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
§ Pertahankan
pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
§ Bawalah
tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
§ Tahanlah
sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
v
Beberapa
hal yang harus dihindari :
§ Tidak
memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan
§ Melakukan
lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
§ Mengangkat
badan tinggi ketika melakukan luncuran
§ Tidak cukup
jauh menarik kaki kanan di bawah badan
§ Mendarat
dengan kaki kanan menghadap ke belakang
§ Menggerakkan
tungkai kiri terlalu banyak ke samping
§ Terlalu awal
membuka badan
§ Mendarat
dengan badan menghadap ke samping atau ke depan
v Peralatan :
Alat yang di gunakan :
§ Rol Meter
§ Bendera
Kecil
§ Kapur / Tali
Rafia
§ Peluru
Lapangan
Tolak Peluru
Konstruksi :
Ø
Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi,
baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata
dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen ,
aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran
tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas
lingkaran besi.
Ø
Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas
lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini
dibuat dari cat atau kayu. o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135
m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
Ø
Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain
yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan
tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
Ø Lebar balok
11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
LOMPAT JAUH
Suatu akivitas
gerakan yg dilakukan di dalam lompatan untuk mencapai lompatan yg
sejauh-sejauhnya. Ukuran Lapangan lompat jauh untuk jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45m, balok
tumpuan tebal 10cm, panjang 1,72m, lebar 30cm, bak lompatan panjang 9m, lebar
2.75m, kedalaman bak lompat ± 1 meter.
Gerak lompat jauh
merupakan gerakan dari perpaduan antara Kecepatan (speed), Kekuatan (stenght),
Kelenturan (flexibility), Daya tahan (endurance), Ketepatan (acuration).
Para peneliti membuktikan bahwa suatu prestasi lompat jauh tergantung pada
kecepatan daripada awalan atau ancang-ancang. oleh karenanya di samping
memiliki kemampuan sprint yang baik harus didukung juga dengan
kemampuan dari tolakan kaki atau tumpuan.
Lompat jauh
merupakan salah satu nomor lompat selain lompat jangkit, lompat tinggi, dan
lompat tinggi galah. Tujuan lompat jauh adalah lompat melompat sejauh-jauhnya
dengan memindahkan seluruh tubuh dari titik-titik tertentu ke titik lainnya,
dengan cara berlari secepat-cepatnya kemudian menolak, melayang di udara dan
mendarat.
Ada tiga cara
sikap melayang di udara (gaya) dalam lompat jauh, diantaranya:
1. Gaya jongkok (waktu melayang bersikap jongkok)
2. Gaya lenting (waktu di udara badan
dilentingkan) atau sering disebut gaya menggantung
3. Gaya berjalan diudara (waktu di udara kaki
bergerak seolah-olah berjalan).
A. Teknik lompat jauh
1.
Teknik
Dasar Lompat Jauh
Teknik atau kelangsungan dari gerakan lompat jauh dapat dibagi sebagai berikut:
a) Awalan
atau ancang-ancang
Tujuan ancang-ancang adalah untuk mendapatkan
kecepatan yang setinggi-tingginya agar dorongan massa ke depan lebih besar.
Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan kemampuan berekselerasi atas
kecepatanya, dan untuk meningkatkan kemampuan kecepatan ancang-ancang
diperlukan program latihan yang baik, dan juga ketepatan menumpu. Sebagai
pelatihan pemberian jarak ancang-ancang yang pendek dengan dimulai dari 5
langkah, 7 langkah, 9 langkah dan seterusnya sambil memperhatikan kaki saat
menumpu.
Panjang awalan untuk melaksanakan awalan lompat jauh tidak kurang dari 45
meter.
Cara
melakukan awalan atau ancang-ancang lompat jauh sebagai berikut:
1. Lari ancang-ancang tergantung pada kemampuan
masing-masing
2. Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit
demi sedikit sebelum bertumpu atau bertolak pada balok tumpu
3. Pinggang diturunkan sedikitpada satu langkah
akhir ancang-ancang.
b)
Tumpuan atau tolakan
Merupakan
suatu gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang sempurrna.
Badan sewaktu menumpu jangan terlalu condong seperti halnya melakukan lari/
ancang-ancang. Tumpuan harus kuat, cepat dan aktif keseimbangan badan dijaga
agar tidak oleng/ goyang. Berat badan sedikit di depan titik tumpu, gerakan
kaki menelapak dari tumit ke ujung kaki, dengan tempo yang cepat. Gerakan
ayunan lengan sangat membantu menambah ketinggian dan juga menjaga keseimbangan
badan.
Tumpuan
atau tolakan kaki harus kuat agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa
kehilangan kecepatan maju. Kaki ayun digerakkan secara aktif agar membantu
menaikkan badan dan menjaga keseimbangan berat badan sedikit di depan titik
tumpuan.
Cara
melakukan tumpuan atau tolakan sebagai berikut:
1. Ayunkan paha dan kaki keposisi horizontal dan
dipertahankan
2. Luruskan sendi mata kaki,lutut, dan pinggang pada
waktumelakukan tolakan
3. Bertolaklah ke depan dan ke atas
4. Sudut tolakan 45 derajat
c. Melayang
diudara
Gerakan melayang pada saat setelah
meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga dengan
bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara. Untuk melakukan gerak
ini terdapat beberapa teknik. Yang
Pertama, Melayang dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun
mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan kemudian
sebelum mendarat kedua kaki di bawa ke arah depan. Yang Kedua, Melayang dengan sikap bergantung cara melakukanya yaitu
waktu menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian
disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul didorong ke
depan yang kemudian ke-dua lengan direntangkan ke atas. Keseimbangan badan
perlu diperhatikan agar tetap tepelihara hingga mendarat.
d.
Mendarat
Gerakan-gerakan
waktu pendaratan harus dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah
kedua kaki mendarat secara bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan
sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang berakibat merugikan si
pelompat itu sendiri. Untuk menghindarkan pendaratan pada pantat, kepala
ditundukkan dan lengan diayunkan ke depan sewaktu kaki menyentuh pasir. Titik
berat badan akan melampui titik pendaratan kaki di pasir. Kaki tidak kaku dan
tegang, melainkan lemas danlentur. Maka sendi lutut harus siap menekuk pada
saat yang tepat. Gerakan ini memerlukan waktu (timing) yang tepat.
2.
Peraturan
Lompat Jauh
a) Lintasan awalan lompat jauh lebar minimal 1,22
meter dan panjang 30 - 50 meter
b) Panjang papan tolakan 1,22 meter, lebar 20 cm,
dan tebal 10 cm
c) Pada sisi dekat dengan tempat mendaratharus
diletakkan papan plastisin untuk mencatat bekas kaki pelompat bila ia berbuat
salah tolak sekurang-kurangya 1 meter dari tepidepan bak pasir pendaratan
d) Lebar tempat pendaratan minimal 2,75 meter
jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat lompatan minimal 10 meter
e) Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan
harus sama tinggi/datar denagn sisi atas papan tolakan
Lapangan lompat
jauh